>
ASSALAMUALAIKUM!! JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR DAN MAMPIR LAGI YA!! :) DI GUBUK DUNIA

Jumat, 24 Agustus 2012

Tak Hanya Radiasi Nuklir, Stres Juga Dapat Mengubah Struktur DNA

 

Jakarta, Struktur DNA dalam gen manusia dapat berubah dan mengalami mutasi. Salah satu contohnya adalah yang terjadi akibat paparan radiasi nuklir. Namun ada juga penyebab perubahan DNA yang akrab dengan kehidupan sehari-hari, yaitu stres. Untungnya perubahan DNA yang terjadi tidak separah radiasi nuklir.

Sebuah penelitian yang dimuat jurnal Psychiatry Translational menemukan bahwa stres ternyata juga mengubah struktur DNA dalam gen. Perubahan yang terjadi ini disebut epigenetik, yaitu modifikasi kimia DNA yang tidak mengubah urutan gen, tetapi berdampak pada ekspresi gen dan diwariskan kepada keturunannya.

Penelitian terdahulu telah menemukan bahwa trauma psikologis yang parah ternyata berkaitan dengan perubahan DNA untuk jangka waktu yang lama. Penelitian ini ingin mengetahui apakah pengaruh yang sama juga berlaku untuk stres akut, misalnya pada stres yang dialami saat wawancara kerja.

Para peneliti melihat efek stres pada 2 jenis gen, yaitu reseptor oksitosin atau oxytocin receptor (OXTR) dan brain-derived neurotrophic factor (BDNF). Oksitosin disebut juga hormon cinta atau hormon kepercayaan. Sedangkan BDNF penting bagi perkembangan sel-sel otak.

Sebanyak 76 orang peserta berusia 60 tahun diuji dalam penelitian ini. Satu kelompok diminta melakukan wawancara pura-pura, sedangkan kelompok lainnya ditugaskan untuk menyelesaikan soal matematika sambil diawasi. Kedua tes tersebut diberikan agar peserta penelitian mengalami stres.

Dalam waktu 10 menit sebelum menjalani tes, para peserta diminta memberikan sampel darah. Kemudian 1,5 jam setelah menyelesaikan tes, peserta juga diminta memberikan sampel darah lagi.

Hasil tes menunjukkan bahwa BDNF tidak terpengaruh oleh stres yang diakibatkan tes, tapi DNA dalam gen OXTR yang mengalami perubahan. Meningkatnya perubahan yang diamati menunjukkan bahwa otak menghasilkan reseptor yang terlalu sedikit.

Dalam pengujian tindak lanjut terhadap sampel darah 1,5 jam setelah perubahan DNA, perubahan DNA yang terjadi kemudian terjadi dalam jumlah yang jauh lebih rendah daripada yang terlihat ketika tes. Hal ini menunjukkan bahwa otak kemudian menghasilkan reseptor oksitosin yang terlalu banyak.

"Temuan ini dapat menunjukkan hubungan antara perubahan DNA yang disebabkan oleh stres dengan munculnya penyakit kronis. Artinya, perubahan DNA yang diakibatkan stres ini diduga dapat memicu penyakit," kata dr Gunther Meinlschmidt, seorang profesor di Ruhr-Universität Bochum seperti dilansir Medical Daily, Jumat (24/8/2012).


sumber  : detik

Posted by: Gubuk Dunia, Updated at: 15.06

0 komentar:

:1 :2 :3 :4 :5 :6 :7 :8 :9 :a :b :c

Posting Komentar

ASSALAMUALAIKUM!! JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR DAN MAMPIR LAGI YA!! :) DI GUBUK DUNIA