Jakarta, Banyak orang khawatir jika ada orang lanjut usia (lansia) yang menyetir kendaraan karena rawan mengalami kecelakaan. Kenyataannya tidak begitu. Dibandingkan dengan nyetir mobil, lansia justru lebih rawan celaka saat jalan kaki di trotoar.
Banyak yang beranggapan bahwa pengemudi lansia lebih berbahaya di jalan raya daripada pengemudi yang lebih muda. Alasannya, karena penglihatan dan kemampuan kognitifnya berkurang seiring dengan pertambahan usia.
"Biasanya kita sering mengkhawatirkan pengemudi lansia karena mereka bisa saja membahayakan dirinya sendiri dan pengemudi lainnya. Namun masalah sebenarnya adalah bagaimana caranya membuat jalan raya aman bagi pejalan kaki," ungkap Jonathan Rolison yang memimpin studi ini dari University of Plymouth, Inggris.
Tapi penelitian yang dilakukan menemukan hal lain berdasarkan data kematian akibat kecelakaan di jalan raya di Inggris dan sekitarnya antara tahun 1989-2009.
Peneliti menemukan bahwa risiko meninggal akibat mengemudi bagi lansia dan pengemudi muda itu sebenarnya sama saja: 13 dari 100 juta perjalanan dengan mobil berakhir dengan kematian bagi pengemudi di bawah usia 29 tahun. Sedangkan bagi pengemudi berusia lebih dari 70 tahun, angka kejadiannya mencapai 14 dari 100 juta perjalanan.
Justru secara keseluruhan pengemudi lansia bertanggung jawab terhadap kematian akibat kecelakaan mobil yang lebih kecil daripada pengemudi muda. Hal ini terlihat pada data tahun 2009, tercatat dari 1.138 orang yang meninggal dunia akibat kecelakaan mobil, satu dari 10 pengemudi berusia lebih dari 70 tahun, sebaliknya pengemudi yang lebih muda bertanggung jawab atas satu dari empat kematian.
Bahkan angka kejadian ini juga berlaku bagi penumpang, tak peduli tua ataupun muda. Namun bagi pengemudi dan penumpang, risiko tertingginya terletak pada orang-orang yang berusia paruh baya.
Namun ketika peneliti mengamati angka kematian pejalan kaki, mereka menemukan bahwa risiko meninggal dunia ketika berjalan kaki di trotoar besarnya lima kali lipat bagi lansia daripada pejalan kaki yang berusia 21-29 tahun. Sebaliknya, pengemudi lansia tidak cenderung meninggal akibat kecelakaan di jalan raya dibandingkan dengan pengemudi yang berusia 20 tahunan.
Diantara para lansia, angka kejadiannya mencapai 23 kasus setiap 100 juta perjalanan dan angka ini dapat diasumsikan sebagai kondisi yang fatal. Lansia sendiri diketahui bertanggung jawab terhadap 37 persen kematian pejalan kaki pada 2009.
"Lansia merupakan pengemudi ideal karena mereka mampu mengendalikan paparan risiko. Saat hujan turun, mereka akan memilih berdiam diri di rumah, sedangkan orang-orang paruh baya masih harus pergi bekerja atau menjemput anaknya di sekolah," ujar Rolison seperti dilansir dari reuters, Jumat (24/8/2012).
Berkebalikan dengan fakta itu, menyeberang jalan justru lebih berbahaya bagi lansia, terutama karena mereka tak dapat menilai kecepatan kendaraan yang melewatinya dan jarak yang harus ditempuhnya untuk menyeberang jalan dengan baik sehingga akan lebih aman jika mereka didampingi oleh orang yang lebih muda, tambah Rolison.
Lagipula karena kondisi fisiknya yang lemah dan rapuh, lansia akan lebih cenderung meninggal akibat cedera jika mereka mengalami kecelakaan, pungkasnya dalam laporan studi yang dipublikasikan dalam Journal of the American Geriatrics Society.
Jumat, 24 Agustus 2012
Lansia Lebih Rawan Celaka di Trotoar Ketimbang Nyetir Mobil
15.11
Unknown
No comments
Posted by:
Gubuk Dunia, Updated at: 15.11
0 komentar:
Posting Komentar